Advertise Box

Onrop!, Polisi Moral, dan Salaman Tifatul

                    Poster Ornop! Musikal
Poster Ornop! Musikal
VIVANews - Onrop! Musikal siap dipentaskan untuk publik mulai malam ini di Teater Besar Taman Ismail Marzuki. Teater musikal garapan Joko Anwar ini akan digelar selama seminggu berturut-turut, dari tanggal 13 hingga 21 Nopember 2010.

Onrop! sendiri bercerita tentang sepasang kekasih, Bram dan Sari. Bram adalah penulis yang taat pada norma, sementara Sari cenderung bebas dan ogah terlalu tunduk pada peraturan. Herannya, muda-mudi ini saling menyayangi dan mencintai.

Mereka tinggal di sebuah negeri yang dikuasai oleh Polisi Moral. Dilarang ini, dilarang itu. Dimana semua hal harus berjalan sesuai norma. Wanita dianggap berbahaya lantaran sering menjadi pemancing nafsu lelaki. Karena itulah aturan memakai rok panjang diberlakukan. Panjang batas rok yang dibolehkan adalah 10 cm di atas telapak kaki.

Siapapun yang bicara tentang 'onropgrafi' akan diasingkan ke Pulau Onrop. Konon pulau itu sangat mengerikan, tak ada norma, dan tak ada kehidupan.

Suatu ketika, Bram yang taat aturan itu harus dibuang ke Pulau Onrop karena suatu kesalahan. Laki-laki malang itu merasa sedih karena harus berpisah dengan pacarnya, Sari.

"Ini (Onrop! Musikal) bakal jadi alternatif yang bisa dilirik orang, seperti yang saya bilang, kalau di bioskop banyak 'sampah' mungkin ini bisa dijadikan alternatif," kata Joko Anwar usai pemutaran perdana Onrop! Musikal di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Teater yang disuguhkan Joko memang sarat dengan kritik sosial, khususnya bagi moralitas yang katanya dijunjung tinggi. Beberapa celetukan dalam Onrop! terdengar bak komedi satir yang terjadi dalam negeri ini.

"Kewajiban sebagai warga negara adalah menyuarakan apa yang tidak benar, nah saya merasa beberapa tahun belakangan ini kok Indonesia tidak ada toleransi antar umat beragama, rakyat, semua menganggap dirinya paling benar. Kekerasan sepertinya menjadi nomor satu, orang sayang dan cinta kok jadi tabu. Rasanya saya ingin mengatakan, ' Hi guys , jaga saling menghargai perbedaan.' Karena perbedaan nggak bisa dihindarkan," katanya menjelaskan.

Adegan dalam Onrop! adalah bentuk eksplorasi seorang Joko Anwar , sutradara yang kerap melontarkan kritikannya lewat jejaring sosial itu. Salah satunya, ia bahkan menyelipkan adegan yang terinspirasi dari insiden salaman Tifatul dengan Michelle Obama.

Pemilihan peran yang terlibat dalam panggung Onrop! Musikal juga tidak main-main. Tak peduli bintang sekelas Ario Bayu, Nina Tamam ataupun Sita Nursanti, semuanya harus mengikuti proses audisi. Pementasan ini juga melibatkan Eko Supriyanto sebagai koreografer dan Irv Nat sebagai pelatih vokal.

"Teater itu membutuhkan talent yang benar-benar bagus, karena yang kita suguhkan adalah performance dan nggak ada tipuan kamera," ujar Joko Anwar .

Namun, sutradara 'Pintu Terlarang' ini belum bisa memastikan apakah teater akan jadi tren di negara ini. Baginya, teater merupakan sebuah alternatif hiburan yang harus dikedepankan. (kd)

+ Add Your Comment

Sponsored by