Advertise Box

"Kami Kehilangan Putri, Surga Bertambah Bidadari"*

Sopir itu ternyata mabuk. Putri Diana dan Dodi tak memasang sabuk pengaman. Dan, kecepatan mobil mendekati 200 kilometer per jam di terowongan yang batas kecepatannya hanya 50 kilometer per jam. Maka, kecelakaan yang menewaskan itu terjadilah. --- (D&R 6 September 1997)

"Saya tak menyukai diriku sendiri. Saya malu karena saya tak mampu mengatasi berhagai tekanan." PUTRI DIANA dibaringkan di Kapel Keluarga Kerajaan di St. James's Palace. Masyarakat tak diperbolehkan meletakkan karangan bunga dukacita. tak sebagaimana di Kensington Palace, kediaman Lady Di di London, tumpukan bunga dukacita terus bertambah. Warga London dan turis tak putus-putusnya silih berganti menaruh simpati terakhirnya kepada sang Putri. Salah satu karangan bunga disertai ucapan begini: "Yang Mulia Putri Diana. Kami kehilangan seorang Putri, tapi di surga bertambah seorang bidadari."
Di Kapel Keluarga Kerajaan itu, empat buku untuk ucapan duka disediakan. Sekitar satu setengah jam setelah diumumkan bahwa masyarakat yang berminat dipersilakan mengisi buku tersebut, menurut Kantor Berita Reuters, sekitar 2.000 orang antre di luar kapel. Di sini jenazah Putri Diana disemayamkan sampai saat penguburan, Sabtu pekan ini.
Sementara itu, siapa yang harus bertanggung jawab atas kematiannya, belum bisa dipastikan. Ketujuh wartawan foto freelance itu memang sudah ditahan. Tapi, kabar terakhir mengatakan, sopir pengemudi Mercedes itu mabuk.
Berikut, saat-saat terakhir Putri Diana, disusun dari berbagai sumber.
AWAL AGUSTUS
Putri Diana yang bercerai dari Pangeran Charles pada 28 Agustus tahun lalu, untuk pertama kalinya diberitakan memiliki kekasih baru yang cukup serius: produser dan miliuner Dodi Al Fayed. Tabloid-tabloid Inggris muncul dengan foto-foto Diana berangkulan dengan Dodi. Surat kabar London Daily Mail malah menunjukkan pasangan itu berpakaian renang, berciuman, dan bermesraan. Dan, tampaknya mereka tak acuh pada kehadiran pelancong lain yang berlibur di tempat yang sama, konon, di pantai Mediterania.
Pertemuan Diana dengan Dodi merupakan hari-hari penuh cinta dan madu, untuk menggambarkan asyik masyuknya pasangan itu. Keduanya bepergian dari satu tempat ke tempat lain. Diana berlibur untuk ketiga kalinya bersama Dodi, ahli waris toko serbaada yang mewah, Harrod, pada 22 Agustus di Laut Tengah.
SABTU, 30 AGUSTUS
Sore hari Putri Diana dan Dodi tiba di Paris setelah berlibur selama seminggu di Saint Tropez, Prancis Selatan. Pasangan yang sedang dimabuk asmara itu pada malam harinya bersantap malam di Hotel Ritz, milik ayah Dodi, di Place Vendome, Paris. Sementara itu, wartawan foto yang jumlahnya sekitar 30 orang menunggu di luar hotel, untuk mengambil foto pasangan itu ketika meninggalkan hotel.
Sangat bisa jadi berniat menghindari paparazzi, para juru foto bebas tersebut, Diana dan Dodi meninggalkan hotel lewat pintu belakang di Rue Cambon, yang tidak biasa dijadikan jalan masuk maupun keluar oleh para tamu hotel. Untuk mengelabui para pemburu bersenjatakan kamera itu, Diana dan Dodi kabur tidak menggunakan mobil pribadi. Tapi, menggunakan limusin Mercedes Benz S-280 warna hitam milik hotel. Mobil 12 silinder yang mampu melaju 250 kilometer perjam itu dikemudikan oleh seorang sopir dari keamanan hotel. Henri Paul adalah orang kedua di jajaran keamanan hotel itu. Ia memang bukan sopir yang biasa membawa Dodi. Tapi, mungkin ini disengaja Dodi, agar ia bisa lolos dari incaran para juru foto. Toh, Paul pun sudah mendapat latihan khusus dari pihak Mercedes Benz.
Diana dan Dodi duduk di kursi belakang tanpa mengenakan sabuk pengaman (ini disimpulkan setelah kecelakaan terjadi). Dan, di kursi depan, duduk Trevor Rees-Jones, veteran Perang Teluk dan bekas pasukan payung, pengawal pribadi Dodi.
Begitu keluar hotel, mobil melaju ke arah barat di jalan bebas hambatan sepanjang Sungai Seine. Dodi diketahui memiliki tempat kediaman di lingkungan perumahan elite Arrodissement, bagian barat Kota Paris.
Namun, rupanya para juru foto tak mau kalah. Menurut saksi mata, mobil yang membawa pasangan selebritas itu diuber oleh sekitar tujuh wartawan foto yang mengendarai sepeda motor atau mobil. Mungkin mengetahui kejaran para juru foto, Paul tancap gas. Mobil masuk terowongan bawah tanah dengan kecepatan tinggi, sekitar 160 kilometer per jam. Padahal, di jalur yang agak membelok itu pengemudi hanya diizinkan berkecepatan maksimum 50 kilometer per jam.
MINGGU, 31 AGUSTUS
Rupanya Paul, sang sopir, tak melepaskan injakan gasnya. Makin lama Mercedes itu seolah terbang, dengan kecepatan hampir 200 kilometer per jam.
* Sekitar Pukul 00.35 Waktu Paris (Pukul 05.35 WIB)
Pada jam ini Mercedes yang membawa Diana dan Dodi masuk terowongan Place de I'Alma, sekitar dua kilometer dari Menara Eiffel. Kendaraan mewah itu langsung menabrak pilar yang memisahkan sisi barat dan timur jalur. Mobil, menurut analisis kemudian, langsung bagian depannya melesak kedalam, kemudian mobil itu memutar 180 derajat, terguncang, dan teronggok.
Menurut keterangan Menteri Dalam Negeri Prancis, Jean-Pierre Chevenement, "Tampaknya pengemudi kehilangan kontrol ketika mengemudi dengan kecepatan tinggi."
Begitu hebatnya tabrakan itu, sehingga radiator mesin melesak sampai ke tempat tumit penumpang bagian depan, dan bempernya melipat nyaris sampai ke kaca bagian depan. Dodi dan Paul diyakini tewas seketika di tempat kejadian. Akan halnya Rees-Jones terluka di kepala dan paru-paru, namun jiwanya tidak terancam.
* Antara Pukul 00.30 dan 01.50 Dinihari Waktu Paris
Seorang dokter yang pertama kali datang mengatakan tentang Putri Diana: "Ia tak sadar ... bergumam dan menunjuk ke segala arah." Di situ, kata dokter itu, sejumlah juru foto memotreti mobil dan penumpangnya.
Tak lama kemudian polisi dan petugas pemadam kebakaran datang, bekerja keras mengeluarkan Diana dari dalam mobil ringsek itu. Putri Diana segera dilarikan ke rumah sakit.
* Pukul O2.00 Malam Waktu Paris
Tubuh Diana yang berlumuran darah tiba di Rumah Sakit de La Pitie-Salpetriere. Dilaporkan, ia menderita patah lengan, luka parah di bagian dada, dan mengalami pendarahan hebat, yang dengan cepat diikuti berhentinya denyut jantung.
Dokter bedah secara darurat mengoperasi dadanya yang terluka parah, dan menemukan luka utama pada pembuluh vena pulmonari sebelah kiri. Mereka menutup luka di jantungnya dan berjuang keras memberikan pertolongan pertama dengan resusitasi. Yaitu, upaya pemulihan denyut jantung dan pernapasan dengan pemijatan jantung dan pernapasan buatan.
* Beberapa Menit Melewati Pukul 02.00 Waktu Paris
Para dokter di bagian gawat darurat rumah sakit itu mulai melakukan pijatan pada jantung, agar jantung Diana berdenyut. Pertama-tama pijatan dari bagian luar dengan kejutan listrik dan kemudian dari bagian dalam, dengan pijatan tangan langsung, sebagai upaya terakhir untuk menyelamatkannya. Mereka meneruskan upaya itu selama dua jam.
Namun, peredaran darah tetap tidak stabil dan usaha itu gagal menyelamatkan nyawa Diana.
* Pukul 04.00 Pagi Waktu Setempat (Pukul 09.00 WIB)
Para dokter di rumah sakit itu mengumumkan, Diana telah meninggal dunia.
Penyelidikan polisi Prancis menunjukkan, Paul, sopir Mercedes itu, ternyata bukan sopir profesional meski sudah mendapat latihan dari pihak Mercedes Benz. Yang paling celaka, ia rupanya terlalu banyak minum alkohol, sebelum mengemudikan mobil itu. "Analisis darah menunjukkan tingkat alkohol yang ilegal," kata tim penyidik. Alkohol dalam darah Paul, sopir itu, mencapai 1,70, cukup membuatnya merasa limbung dan pandangan mulai kabur. Seorang saksi mengatakan, Paul telah menenggak satu setengah botol anggur. Bayangkan, dalam keadaan seperti itu, ia harus mengemudikan mobil dalam kecepatan hampir 200 kilometer per jam.
Dari sini bisa disimpulkan, selain paparazzi, faktor sopir tampaknya sangat berperan dalam insiden tersebut. Akan halnya Rees-Jones, pengawal Dodi satu-satunya korban yang hidup dan kini mendapat perawatan intensif dengan didampingi keluarganya, merupakan saksi kunci yang diharapkan bisa mengungkap kasus kecelakaan tersebut.
Pangeran Charles dan anggota keluarga Kerajaan Inggris lainnya segera diberitahu tentang meninggalnya Diana. Sebelum waktu fajar, Charles dengan hati-hati memberitahukan kabar buruk itu kepada dua putranya, Pangeran William, 15 tahun, dan Pangeran Harry, 13 tahun. Mereka bertiga saat itu sedang berlibur di tempat peristirahatan resmi di Kastel Balmoral, Skotlandia.
Jenazah Dodi Al-Fayed dikuburkan di Inggris, Ahad sore itu juga, setelah disemayamkan di sebuah masjid di London.
Diana sebenarnya dijadwalkan akan pulang ke Inggris hari Minggu nahas itu, untuk bertemu dan tinggal bersama dua putra kesayangannya di kediman resminya di Istana Kensington, London. William dan Harry akan segera kembali bersekolah beberapa hari mendatang.
Nasib menentukan lain: ibu dua anak lelaki itu mendadak pergi dan tak akan pernah kembali lagi.
Tim D&R, dari Berbagai Sumber
*) D&R, 6 September 1997

Lokasi Kematian Lady Diana

+ Add Your Comment

Sponsored by