Babies
Kisah keempat bayi ini dimulai sejak mereka dilahirkan hingga mereka berusia setahun.
Ponijao yang dilahirkan di daratan Afrika, tumbuh bersama saudara-saudaranya. Tanpa memakai baju, sama seperti saudaranya yang lain, ia lebih banyak menghabiskan masa kecilnya di alam bebas nan gersang. Lupakan kata steril dalam keseharian bayi Ponijao, sebab berteman lalat dan tulang belulang tampaknya menjadi pemandangan biasa baginya.
Si kecil Bayar dibesarkan di pemukiman Bayandchandmani, Mongolia. Lingkungan yang penuh dengan hewan ternak seperti sapi dan kambing. Tak jarang ketika ia mulai belajar mandi, si kambing yang kehausan juga ikut meminum air dalam bak mandinya. Seperti tingkah anak kecil lainnya, ia pun sering jadi 'korban' kenakalan kakaknya.
Dibesarkan di negara modern Jepang, Mari juga diikutkan semacam kelas senam khusus bayi. Dalam film 'Babies' terlihat bahwa bayi seperti Mari pun ternyata bisa kena 'frustasi'. Seperti adegan Mari yang terus-terusan gagal saat mencoba bermain bongkar pasang.
Sementara kisah Hattie, yang lahir dalam keadaan kurang sehat, lain lagi. Ia dibesarkan di lingkungan yang maju, San Fransisco. Sementara ibunya sibuk di dapur, dia bermain di baby walker -nya. Di film juga digambarkan bagaimana si mungil Hattie belajar mengupas pisang.
Film dokumenter asal Perancis ini akhirnya dirilis di Indonesia. Tak mudah membuat film dokumenter yang menarik, namun kolaborasi sutradara Thomas Balmes dan produser Alain Chabat mampu menghasilkan tontonan menggemaskan.
'Babies' dapat menjadi tontonan wajib bagi para ibu ataupun calon ibu. Sebab tiap kisah dalam film ini melahirkan cerita yang memiliki satu benang merah, yaitu kasih sayang. Selain sarat kasih sayang, film ini juga menunjukkan banyak pelajaran berharga. Menyaksikan setiap detik pertumbuhan si kecil adalah pengalaman luar biasa bagi orang tuanya.